Maaf, area blog ini tidak dapat di Klik Kanan. Terimakasih Telah Berkunjung di PUSTAKA-ALI. By Ali Morteza Pustaka - Ali: Tafsir QS. At-Taubah : 119
. . . SELAMAT DATANG DI BLOG Pustaka - Ali” . . . . . . Selamat Menikmati . . . Selamat Menikmati . . . Selamat Menikmati . . . Selamat Menikmati . . . Selamat Menikmati . . . Selamat Menikmati . . . Selamat Menikmati . . .

Sabtu, 10 Desember 2011

Tafsir QS. At-Taubah : 119

Ditulis oleh ALI MORTEZA

Tafsir QS. At-Taubah : 119


يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَ كُونُوا مَعَ الصَّادِقينَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan kemudian bersamalah kamu dengan orang-orang Shadiq.”

Tafsirnya :

  1. Ayat ini menjelaskan bahwasannya ada 3 kelompok manusia, yakni (آمَنُوا) atau orang beriman, (اتَّقُوا) atau orang bertakwa, (الصَّادِقينَ) atau orang Shadiq.
  2. Apabila kita ambil satu kelompok orang-orang dari tiga kelompok di atas. Yakni orang-orang yang beriman. Dalam ayat ini menjelaskan bahwa tidak setiap orang beriman itu bertaqwa. Sebagaimana kalimat (آمَنُوا اتَّقُوا) atau “Wahai orang-orang beriman, bertakwalah”. Maka dapat dilihat bahwa orang beriman ini masih diperintahkan oleh Allah untuk bertakwa.
  3. Bahkan apabila kita melihat ayat yang lain juga, Allah memerintahkan orang beriman itu untuk beriman(*), sehingga bisa dikatakan, tidak setiap orang beriman itu beriman.
  4. Keimanan itu bertingkat-tingkat, tingkatan pertama adalah iman secara lisan atau perbuatan, tingkatan kedua adalah iman secara batin, dan tingkatan iman terakhir adalah iman secara lahir dan batin. Inilah kaedah akal.
  5. Panggilan (يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا) atau “Wahai orang-orang yang beriman” ini untuk semua orang yang beriman, tanpa terkecuali satupun dalam tingkatan orang beriman apapun, yakni baik beriman secara lisan maupun batin dan iman secara lisan-batin pun.
  6. Setiap orang yang telah menyatakan dirinya itu beriman, maka hendaknya ia meningkatkan dirinya untuk mencapai takwa. Sebagaimana perintah-Nya : (يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا اتَّقُوا) atau “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah”.
  7. Dalam meningkatkan kualitas keimanan itu tidak mengenal masa atau fase, karena itulah Allah memerintahkan secara langsung setelah beriman maka diperintahkan untuk bertaqwa. 
  8. Untuk menuju proses takwa, maka ada perjuangan tersendiri. Oh, mengatakan ada perjuangan tersendiri demikian ? kok bisa ? tahu darimana ? Jawabannya adalah, perjuangan tersendiri itu akan timbul ketika orang-orang beriman ini ingin melaksanakan perintah, yakni perintah untuk bertakwa.
  9. Lantas untuk mencapai ketakwaan itu sendiri bagaimana ? Perlu diketahui, bahwasannya ketakwaan itu tidak akan pernah bisa tercapai tanpa keberadaan Shadiqin. Ini adalah syarat pertama. Dan syarat kedua adalah keharusan orang-orang beriman itu untuk terus bersama dengan orang-orang Shadiq. Sebagaimana dalam ayat ini dijelaskan, kalimat pertama yang menunjukkan syarat pertama ini adalah “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah”. Lantas bertakwanya ini bagaimana ? Maka jawabannya ini adalah syarat kedua dalam kalimat kedua yakni “…kemudian bersamalah orang-orang yang Shadiq”.
  10. Loh, orang Shadiq itu siapa ? Jawabannya ada di no. selanjutnya. Hehehe
  11. Untuk mencapai tingkat takwa harus berawal dari mengenal Shadiqin, bener kan ? ya Dong. Ali . . . lanjut . .
  12. Pernyataan Al-Quran yang mengatakan “…bersamalah orang-orang Shadiq” ini menunjukkan kebersamaan yang bersifat batiniyyah alias tidak tampak, sehingga kebersamaan yang dimaksudkan ini tidak dibatasi ruang dan waktu. Karena jika memang bersama orang-orang Shadiq ini bersifat lahiriyyah, maka Tuhan harus menunjukkan siapa orang-orang Shadiq setiap waktu, setiap zaman, dan terus hingga kiamat, dan dari segi tempat, orang-orang Shadiq ini harus selalu ada di setiap tempat, kampung, dll. bahkan harus selalu satu kamar bersama, mandi juga bersama, gitu kah ? hehehe. Karena kan perintahnya harus selalu bersama, maka jika terlepas satu detikpun, maka ia sudah turun drajat menjadi orang yang beriman lagi deh. Duh, susah dan ribet ya perintah Tuhan ? Eh, maaf Boz, bukan Tuhan yang ribet, tapi orang yang berpikir bahwa perintah itu ditujukan untuk orang Shadiq secara lahiriyyah. Yaaaaa . . . sulit kan ? Makanya, kebersamaan di sini adalah bersifat batiniyyah. Yakni, hati, pikiran, dan jiwa ini haruslah mengikuti sebagaimana adanya orang Shadiq. Lantas orang Shadiq ini siapa ?
  13. Pribadi-pribadi orang Shadiq dalam setiap generasi umat manusia itu harus senantiasa ada, sebagaimana panggilan Allah kepada orang-orang beriman "Wahai orang-orang yang beriman" atau (يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا) dalam ayat tersebut tidak terbatas pada orang-orang dimasa Nabi saja.
  14. Ayat ini juga menjelaskan bahwa pribadi-pribadi orang Shadiq ini tertentu jumlahnya, mengapa ? Ya, karena Allah memang berhak menentukan. Karena, jika Allah tidak menentukan siapa orang Shadiq, maka orang beriman tidak akan pernah bisa bertakwa selama tidak ada orang Shadiq. Jadi, sebelum adanya orang beriman dan orang bertakwa, maka Allah sudah menentukan dahulu orang Shadiqnya, agar orang-orang beriman bisa menjadi orang bertakwa karena kebersamaannya dengan orang-orang Shadiq.
  15. Pribadi orang Shadiq adalah pribadi manusia sempurna tidak sekedar hanya ditentukan dan ditugaskan untuk ada menunggu orang-orang beriman yang ingin naik tingkat menjadi orang-orang bertakwa saja. Ya jelaslah, bahwa orang Shadiq ini haruslah sempurna jauh daripada orang beriman, karena orang Shadiq ini yang selalu diikuti oleh orang-orang beriman sepanjang zaman.
  16. Dari ayat ini juga diketahui bahwasannya, kelompok orang beriman dan kelompok orang bertakwa ini tidak akan mungkin dan juga tidak akan pernah menjadi kelompok orang Shadiq. Karena orang Shadiq ini adalah orang-orang pilihan Allah dan telah ditetapkan oleh Allah sebelum adanya orang-orang beriman dan sebelum adanya orang beriman yang telah menjadi orang bertakwa.
  17. Orang Shadiq ini adalah orang-orang yang akan menjelaskan spiritual juga akan menjelaskan tentang tugas. Loh kenapa begitu ? Ya, karena maqam ini hanya mereka yang bisa mencapai. Yakni, maqam atau tingkatan orang-orang sempurna yang akan diikuti oleh orang beriman. Karena diikuti, mereka orang Shadiq ya haruslah menjelaskan apapun itu secara spiritualitas dan harus juga menjelaskan apa saja tugas-tugas untuk orang-orang beriman dan bertakwa. Benar kan ? Ya dong, Ali.
  18. Dalam ayat ini juga diketahui, bahwa Allah itu memerintahkan orang-orang beriman itu bertakwa. Sudah sepakat ? Ok, lanjut. Kemudian kita lihat, Allah dalam ayat ini tidak mengatakan “…bersamalah orang-orang Shadiq” atau (وَ كُونُوا مَعَ الصَّادِقينَ), yakni menggunakan kata (مَعَ) atau “bersama”, bukan mengatakan “…menjadilah orang-orang Shadiq” atau ( كُونُوا مِنْ الصَّادِقينَ), yakni menggunakan kata (مِنْ). Sehingga dari sini bisa dilihat, bahwa orang Shadiq ini tidak akan pernah ada lagi yang baru, karena Allah telah menentukan itu. Dan wajib atas orang beriman mengetahui siapa orang Shadiq pada zamannya.
  19. Maka, orang Shadiq ini pastilah memiliki maqam ma’shum, yakni tidak ada kesalahan sekecil apapun, itu salah satunya dan wajib sempurna.
  20. Maka, orang Shadiq pada zaman dahulu ketika zaman Nabi SAWW, maka nampaklah ahlulbait, sedangkan saat ini dan di zaman ini adalah Al-Imam Al-Mahdi.




-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
(*) : Dalam QS. An-Nisa’ : 136 yang berbunyi :



يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللهِ وَ رَسُولِهِ وَ الْكِتابِ الَّذي نَزَّلَ عَلى‏ رَسُولِهِ وَ الْكِتابِ الَّذي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَ مَنْ يَكْفُرْ بِاللهِ وَ مَلائِكَتِهِ وَ كُتُبِهِ وَ رُسُلِهِ وَ الْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالاً بَعيداً



Yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”



Sumber : http://karya-ali-mortezaعلى-مرتضى--.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Comment Blog ini untuk dijadikan sebagai editan baru demi kelengkapan isi dalam blog ini